Potret Trem Belanda: Batal Dikirim ke Semarang dan Akhirnya Dipotong Jadi Besi Tua



Pemerintah Kota Semarang berambisi mereaktivasi jalur trem di Kota Lama Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bahkan sudah melakukan komunikasi dengan Kerajaan Belanda untuk mendatangkan trem Belanda ke ibu kota Jawa Tengah dalam bentuk hibah. 

Pengajuan proposal sudah dikirimkan melalui Duta Besar Indonesia untuk Belanda. 

"Pemerintah Kota Semarang mengucapkan terima kasih atas bantuan fasilitasi yang diberikan sehingga bisa terhubung dengan Kerajaan Belanda untuk bisa merealisasikan project tersebut," kata dia seperti dikutip, Rabu 21 September 2021.

Baca Artikel: Opini: Riwayat 101 Tahun Jalur KA Babat–Merakurak

Baca Artikel: Nostalgia KA Bangunkarta yang Dulunya Bernama Tebuireng

Hendrar mengungkapkan Pemkot Semarang menargetkan proyek ini bisa rampung dalam 2 hingga 3 tahun ke depan setelah kajian reaktivasi trem di Kota Semarang rampung. Menurut dia, trem merupakan moda transportasi massal yang bisa diandalkan di masa depan untuk Kota Semarang.

Sementara itu, rute trem yang menjadi prioritas untuk direaktivasi nantinya akan melewati jalur ring route dari Stasiun Tawang - Jalan Ronggowarsito - Jalan Agus Salim - Pasar Johar - Jalan Pemuda - Lawang Sewu - Jalan Imam Bonjol kemudian kembali ke Stasiun Tawang, dengan jarak total 12,8 km.

Hanya saja, dia belum memperhitungkan kembali kemampuan anggaran untuk jarak sejauh itu. Hendrar juga menawarkan rute pendek jalur trem di Kota Semarang sebagai alternatif seperti Kota Lama - Lawang Sewu sebagai pilot project sekaligus meningkatkan potensi wisata heritage

Potret trem Belanda yang batal dikirim ke Semarang/Dok: Widoyoko


"Saya berharap, kajian dapat lekas diselesaikan, sehingga dalam 2-3 tahun mendatang warga Kota Semarang dapat merasakan manfaatnya," jelasnya.  

Bak gayung bersambut, Pemerintah Belanda dalam hal ini Pemerintah Kota Amsterdam melalui BUMDnya Gemeente Vervoer Bedrijf (GVB) atau perusahaan angkutan kota Amaterdam merespons positif. Kabarnya, Pemerintah Belanda langsung menyiapkan 3 rangkaian trem Belanda yang siap dikirim ke Kota Semarang. 

Kebetulan, trem-trem tersebut purna tugas melayani masyarakat Amsterdam setelah 30 tahun beroperasi. Moda transportasi andalan ini akan tergantikan dengan model yang lebih canggih dan modern.

Baca Artikel: Rencana Reaktivasi Jalur Trem di Kota Semarang, Berikut Jejaknya yang Harus Diingat

Baca Artikel: Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 5)

Trem Belanda yang pensiun adalah tipe 11 dan 12G. Kedua jenis trem tersebut dibuat oleh BN dan Holec. 

Trem-trem tersebut secara bertahap sejak Januari 2021 mulai dipensiunkan dan akan dirucat atau dipotong jadi besi tua. Perannya digantikan oleh trem baru tipe 15G buatan CAF.

Trem Belanda ini sebenarnya masih layak beroperasi. Bodi trem masih tampak mulus dibalut dengan striping berwarna biru. Mesin juga masih halus dan tidak ada kendala apapun saat berjalan mengelilingi Kota Amsterdam di hari terakhirnya. 

Pemerintah Belanda sebenarnya sudah menyisakan 7 unit trem. Sebanyak 4 unit yaitu 2 unit tetap dipertahankan di Museum Tram Amsterdam, satu unit untuk restoran, dan satu unit untuk Museum Tram Hannover. Sedangkan 3 unit lainnya untuk Kota Semarang yang memang sudah dipesan.

Potret trem Belanda yang batal dikirim ke Semarang/Dok: Widoyoko


"Terakhir ultimatum paling lambat tanggal 13 September harus dibayar (biaya pengiriman) dan dikirim. Tapi pada saat itu tidak ada tanda-tanda mau dikirim ya akhirnya dirucat," ucap seorang Warga Negara Indonesia yang tinggal di Belanda, Widoyoko.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Semarang, Ambar Prasetyo, mengungkapkan ada beberapa aspek yang masih menjadi pertimbangan mereka untuk mendatangkan trem-trem hibah dari Belanda.

"Masih dalam proses pertimbangan," sebutnya.

Baca Artikel: Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 4)

Baca Artikel: Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 3)

Namun kata dia mengutip Limapagi, program reaktivasi trem sebagai moda transportasi massal di Kota Semarang sudah masuk tahap perencanaan, yakni Studi Basic Design. Pembangunan fisik diproyeksikan mulai tahun 2023.

"Sekarang dalam tahap perencanaan, dimana untuk feasibility study yaitu studi potensi pelayanan trem dan studi pengembangan jalur trem telah selesai tahun 2020. Untuk tahun 2021 pembuatan study basic design-nya," sebutnya. 

Ambar mengatakan, proses study basic design secara umum sudah rampung. Tinggal menunggu penyelesaian dari konsultan. 

"Akhir tahun ini kami targetkan selesai," ujarnya.

Untuk desain trem di Kota Semarang nantinya akan dibalut dengan nuansa klasik. Mulai dari jalur rel, stasiun, hingga keretanya.

Potret trem Belanda yang batal dikirim ke Semarang/Dok: Widoyoko


"Desain kereta dibuat model Belanda, termasuk dimensinya. Sesuai temanya reaktivasi. Untuk mesinnya tetap menggunakan teknologi baru. Nanti stasiun dan keretanya juga akan dilengkapi dengan corak-corak klasik yang akan membuat orang bernostalgia," imbuhnya.

Trem ini nantinya akan memiliki dua koridor, yakni koridor barat dan timur yang menghubungan Kota Lama ke Stasiun Tawang. Saat ini, kata Ambar, pihaknya juga terus menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dalam proses penggarapan proyek ini.

Baca Artikel: Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 2)

Baca Artikel: Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 1)

"Pemkot juga telah menjalin komunikasi penjajakan dengan stakeholder terkait yaitu PT KAI dan PT INKA," katanya.

Tahun depan, Detail Engineering Design (DED) proyek ini dicanangkan rampung. Sehingga di tahun 2023 pembangunan fisik sudah mulai dijalankan.

"Fisik kita targetkan mulai tahun 2023, nanti bisa selesai setahun atau dua tahun. Tapi kita targetkan penyelesaian tidak lama dari waktu mulai pengerjaan fisik," pungkasnya.

Wiji Nurhayat

Wiji Nurhayat - Blogger yang menyukai perkembangan perkeretaapian di Indonesia, maniak trading & investasi, serta badminton lover.

3 Komentar

Thanks for reading! Suka dengan artikel ini? Please link back artikel ini dengan sharing buttons di atas. Thank you.

  1. Bpk Wiji Nurhayat Yth. Berikut tanggapan atas tulisan bapak.
    * Hendrar Prihadi bukan wakil tetapi Walikota Semarang
    * Tidak pernah ada komunikasi langsung antara pemkot Semarang dengan Kerajaan Belanda. Yang pernah dilakukan adalah sesi Zoom pada 4 Juni 2021 antara KBRI Den Haag dengan jajaran Pemkot Semarang untuk menjajaki kemungkinan pengadaan tram eks Amsterdam (bukan hibah). Hadir dalam sesi Zoom ini antara lain adalah: Bapak Dubes Mayerfas dan Bapak Mukhamad Khusnu (atase perhubungan), HLR Consultancy di Belanda dan wakil walikota beserta segenap jajaran Pemkot Semarang. Bapak Hendrar Prihadi menyampaikan kata sambutan pada bagian pembukaan. Dalam sesi Zoom tersebut disepakati bahwa pihak KBRI, khususnya atase perhubungan akan melakukan investigasi lebih lanjut.
    * Dalam komunikasi dengan GVB (BUMD transportasi pemkot Amsterdam) tidak lama setelah sesi Zoom tersebut terungkap bahwa seluruh armada tram yang akan dipensiunkan (terkecuali beberapa unit untuk keperluan historis dll) sudah diserahkan kepada sebuah perusahaan besi tua. Jadi tram2 tersebut bukan lagi aset GVB. Pihak GVB memberikan informasi mengenai perusahaan besi tua tersebut.
    * Dengan informasi ini kami di Belanda menjalin komunikasi dengan perusahaan besi tua tsb untuk mencari tahu kondisi, di mana armada tram itu diparkir dan kemungkinan pembelian. Kami sempat melakukan tawar menawar harga Tram. Komponen biaya terbesar bukanlah harga Tram tetatpi shipment dari Belanda ke Indonesia. Pak Athub telah menyampaikan semua informasi ini kepada Pemkot Semarang.
    Demikian tanggapan dari kami. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Bpk Wiji Nurhayat Yth. Berikut tanggapan atas tulisan bapak.
    * Hendrar Prihadi bukan wakil tetapi Walikota Semarang
    * Tidak pernah ada komunikasi langsung antara pemkot Semarang dengan Kerajaan Belanda. Yang pernah dilakukan adalah sesi Zoom pada 4 Juni 2021 antara KBRI Den Haag dengan jajaran Pemkot Semarang untuk menjajaki kemungkinan pengadaan tram eks Amsterdam (bukan hibah). Hadir dalam sesi Zoom ini antara lain adalah: Bapak Dubes Mayerfas dan Bapak Mukhamad Khusnu (atase perhubungan), HLR Consultancy di Belanda dan wakil walikota beserta segenap jajaran Pemkot Semarang. Bapak Hendrar Prihadi menyampaikan kata sambutan pada bagian pembukaan. Dalam sesi Zoom tersebut disepakati bahwa pihak KBRI, khususnya atase perhubungan akan melakukan investigasi lebih lanjut.
    * Dalam komunikasi dengan GVB (BUMD transportasi pemkot Amsterdam) tidak lama setelah sesi Zoom tersebut terungkap bahwa seluruh armada tram yang akan dipensiunkan (terkecuali beberapa unit untuk keperluan historis dll) sudah diserahkan kepada sebuah perusahaan besi tua. Jadi tram2 tersebut bukan lagi aset GVB. Pihak GVB memberikan informasi mengenai perusahaan besi tua tersebut.
    * Dengan informasi ini kami di Belanda menjalin komunikasi dengan perusahaan besi tua tsb untuk mencari tahu kondisi, di mana armada tram itu diparkir dan kemungkinan pembelian. Kami sempat melakukan tawar menawar harga Tram. Komponen biaya terbesar bukanlah harga Tram tetatpi shipment dari Belanda ke Indonesia. Pak Athub telah menyampaikan semua informasi ini kepada Pemkot Semarang.
    Demikian tanggapan dari kami. Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Pak Han Harlan, terima kasih atas responsnya. Untuk penulisan jabatan Pak Hendrar memang ada kesalahan/typo, kami sudah memperbaikinya. Kami mengucapkan terima kasih atas informasi yang disampaikan Pak Han Harlan. Cukup insightful mengenai tidak jadinya trem Belanda dikirim ke Semarang. Terima kasih Pak Han Harlan atas informasinya. Salam.

      Hapus
Lebih baru Lebih lama