Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 4)


Trem Batavia generasi terakhir yang beroperasi adalah trem listrik. Jenis trem listrik Batavia ini menggantikan operasional trem uap. Trem listrik Batavia sudah digagas sejak 1886. Harian Bataviaasch Nieuwsblad, 20 Maret 1886 (halaman 2) menyebutkan:

“Van Zwieten, seorang ahli listrik terkenal yang menghabiskan banyak waktu di Jawa, berangkat ke Eropa hari ini. Dia berencana untuk bertemu dengan investor di sana, mengusulkan untuk mengoperasikan trem listrik di Hindia Belanda."

Van Zwieten kemudian kembali ke Batavia. Dia mengajukan izin kepada pemerintah untuk menguji coba trem listrik Batavia di kawasan Koningsplein. Van Zwieten yakin kehadiran trem listrik Batavia dapat disambut baik oleh masyarakat dan bisa menjadi alat transportasi yang mumpuni. Hanya saja, surat izin tak kunjung terbit. Pada 14 Januari 1893, Bataviaasch Nieuwsblad (halaman 5) menulis:

Baca Artikel : Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 1)
Baca Artikel : Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 2)
Baca Artikel : Mengenang Trem Batavia yang Pernah Berjaya (Bagian 3)

"Seseorang yang menandatangani surat menulis trem uap di sini menguntungkan dan dapat dikonversi menjadi listrik." 
Singkatnya, surat izin untuk trem listrik Batavia benar-benar terbit di tahun 1893. Bataviaasch Handelsblad, 22 Juli 1893 (halaman 6) menulis:

"Kepada Tn. R.A. EEKHOUT, dengan Keputusan Pemerintah 17 Juli 1893 memberikan konsesi untuk pembangunan dan pengoperasian trem listrik di ibukota Batavia. Trem Batavia listrik akan berjalan dari Kramat, melewati Lontar Satu menuju Pengarengan Menteng, Kampong Ima, dan Tanah Abang ke Harmonie. Adapun percabangan yaitu dari Menteng menuju Koningsplein Oost dan Citadelweg ke di jembatan di ujung utara jalan itu. Dan dari Koningsplein Oost melalui Willemslaan di sepanjang Waterlooplein Zuid, Cipaijersweg, Goenoeng Saharie Oost dan Jakatraschenweg ke persimpangan Voorrij-Zuid dengan Buiten Nieuwpoortstraat. (Syaratnya) modal jaminan sebesar 15.000 golden dan trem listrik harus dioperasikan dalam waktu dua tahun (sejak surat izin diterbitkan)."

Lalu siapa Eekhout yang disebutkan Bataviaasch Handelsblad? Dijelaskan bahwa Eekhout dikenal sebagai pemodal untuk berbagai proyek seperti penerangan listrik, trem listrik, hingga kereta api (Bat. Nbl., 19/05/1896, p2) di seluruh Hindia Belanda. Namun pada bulan Maret 1897, Eekhout menarik diri untuk menggarap proyek trem listrik. Dia justru mengalihkan proyeknya ke Heeren di Amsterdam, Belanda dan di sana dia menyetor modal hingga 1,6 juta golden.



Jalur Trem Listrik Batavia Pertama (1897-1899)

Cikal bakal dibangunnya trem listrik Batavia sudah ada pada tahun 1897. Saat itu, Harian Java-Bode pada 12 April 1897 menyebut bahwa sebuah perusahaan publik yaitu Batavia Elektrische Tram Maatschappij (BETM) siap membangun trem listrik. Java-Bode pada 14 Desember 1897 (halaman 6) memberitakan:

“Pembangunan trem listrik Batavia diumumkan dan mulai dilakukan. Sebuah perusahaan publik (BETM) telah membeli sebidang tanah di bagian belakang Kebun Binatang (Menteng sekarang) yang akan digunakan sebagai stasiun utama, tepatnya di Kerkhoflaan. Rel akan dipasang di sepanjang jalan yang akan melewati jalur trem baru. Sebuah jembatan akan menghubungkan trem dari Tjikinie ke Kramat."

Pembukaan jalur trem listrik Batavia  pertama akhirnya benar-benar terwujud pada 9 April 1899. Trem listrik Batavia pertama membentangkan kabel atas untuk jalur trem Haarlem - Zandvoort (Juli 1899) dan Amsterdam (1900). Diberitakan Bataviaasch Nieuwsblad, pengoperasian perdana trem listrik untuk jalur Kebun Binatang - Harmonie dilakukan sangat meriah dengan pesta besar (Bataviaasch Nieuwsblad, 10 April 1899, halaman depan).

“Pembukaan meriah dengan cuaca yang sangat indah. Pada pukul 10.00, mereka yang diundang berkumpul untuk memulai pesta di belakang Kebun Binatang."

Direktur BETM, JD Otten, terlihat menaiki gerbong trem listrik Batavia yang dihiasi dengan karangan bunga dan bendera. Trem listrik Batavia berjalan dengan cepat melewati Tjikinie, Menteng, Kampung Lima ke Pasar Tanah Abang, Bukit Tanah Abang, dan kemudian kembali ke Harmonie. Meskipun berkecepatan tinggi, trem listrik terasa tanpa guncangan yang signifikan.



Perluasan Jaringan Trem Listrik Batavia (1900-1907)

Setelah pembukaan rute pertama trem listrik Batavia pada tahun 1899, BETM terus memperluas jaringan. Pada tanggal 29 April 1900, jalur dari Kebun Binatang (Menteng) diperpanjang ke arah timur laut ke Sipajersweg (sekarang Jl. Dr Wahidin Raya) di utara Pasar Senen. Pada 1 Juli 1900 diperpanjang lagi menuju ke Voorrij Zuid (Jl. Jembatan Batu) di Stasiun Batavia. Jalur trem uap dan jalur trem listrik Batavia sekarang berkumpul di tiga tempat yaitu Harmonie, Kramat, dan Stasiun Batavia.

Terlepas dari kenyataan bahwa BETM menggunakan trem listrik modern, perusahaan trem uap lama NITM masih mampu bersaing. NITM memiliki koneksi langsung dari kota bawah (Batavia) ke pusat kota atas (Weltevreden). Sementara BETM mengambil jalan memutar yang cukup panjang. Untuk rute dari Stasiun Harmonie ke Batavia, NITM berjalan lurus sepanjang Molenvliet (3,4 km). Sedangkan trem BETM melaju dengan jalan memutar melalui Tanah Abang, Menteng, dan Pasar Senen (12,6 km).

Perpanjangan rute berikutnya untuk jalur trem listrik Batavia terjadi pada tahun 1907. Ketika jalur di Kota Tua Batavia diperpanjang dari Voorrij Zuid ke Amsterdamse Poort. Trem listrik Batavia di Nieuwpoortstraat sekarang melintasi trem uap. Dari sana, trem uap beroperasi melalui Nieuwpoortstraat dan Prinsenstraat (Jl. Cengkeh) ke Amsterdamse Poort. Sementara trem listrik dijalankan melalui Kali Besar-Oost (Jl. Kali Besar Timur) dan Gedempte Amsterdamsche Gracht (Jl. Nelayan Timur) berjalan ke gerbang yang sama.



Sementara itu, dalam waktu tiga bulan di tahun 1912 jaringan trem listrik Batavia yang dibangun BETM semakin pesat. Pada 16 Oktober 1912, rute dari Menteng melalui timur dan utara Koningsplein (Medan Merdeka) ke Harmonie dibuka. Jalur ini menjadi jalur utama dari Batavia ke Harmonie. Sedangkan rute dari Menteng melalui Tanah Abang ke Harmonie sekarang menjadi berdampingan.

Pada akhir Desember 1912, ada rute yang ditambah yaitu dari Koningsplein melalui Willemslaan (Jl. Perwira), Waterlooplein Noord (Jl. Katedral) dan Vrijmetselaarsweg (Jl. Budi Utomo) ke jalur trem yang ada di seberang Goenoeng Saharie (Jl. Gunung Sahari Raya). Jalur 1 dan 4 akan terhubung, sehingga trem listrik sering mulai lewat dari Batavia melalui Menteng ke Harmonie.

1. Batavia (Voorrij Zuid) melalui Jacatraweg, Goenoeng Saharie, Pasar Senen dan Kramat ke Menteng/Kebun Binatang.
2. Menteng/Kebun Binatang via Koningsplein Timur dan Utara ke Harmonie.
3. Menteng/Kebun Binatang via Koningsplein-Oost, Willemslaan dan Waterlooplein Noord ke Vrijmetselaarsweg.
4. Menteng/Kebun Binatang via Pasar Tanah Abang menuju Harmoni.
5. Harmoni melalui Koningsplein Noord, Willemslaan dan Waterlooplein Noord ke Vrijmetselaarsweg.



Elektrifikasi Trem Uap

Sementara BETM telah memperluas jaringan trem listriknya, elektrifikasi jalur trem uap milik NITM mulai sering dibahas Dewan Kota Batavia pada tahun 1912. Ada saran dari Komisi Konsesi kepada Dewan Kota bahwa jalur trem uap milik NITM sangat memungkinkan untuk dielektrifikasi.

Atas saran Komisi Konsesi saat itu, Dewan Kota memutuskan dengan 13 suara untuk menyetujui rencana elektrifikasi trem uap pada pertemuan 14 Mei 1912. Adapun ketentuannya sebagai berikut:

1. Listrik akan dipasok oleh salah satu pembangkit listrik yang ada saat ini;
2. Saluran udara digunakan dan ukuran track gauge tidak diubah;
3. Jadwal perjalanan kereta akan disetujui oleh Dewan Kota, termasuk jadwal perjalanan trem malam.
4. Pos pintu perlintasan akan dibangun di tempat yang akan ditunjukkan oleh Dewan Kota;
5. Trotoar yang akan dibangun harus sesuai persetujuan Dewan Kota, seperti dibangun di kedua sisi masing-masing rel;
6. Perusahaan Trem Uap harus melakukan pemeliharaan untuk jalan umum;
7. Perusahaan Trem Uap wajib melaporkan ke Dewan Kota.

Pada tahun 1914, NITM menjawab usulan yang diajukan Dewan. NITM menolak usulan nomor 1 karena mereka ingin mendirikan pembangkit listrik sendiri. Selain itu, mereka juga tidak sepakat dengan aturan trem malam.



Dewan Kota saat itu memutuskan layanan trem listrik Batavia hanya boleh sampai jam 9 malam, sedangkan trem uap hanya boleh beroperasi hingga pukul setengah 6 sore. Imbas dari pembatasan operasional trem uap membuat NITM tidak lagi membeli lokomotif trem baru. Mereka pun merugi karena jumlah penumpang masih banyak tetapi tidak ada tambahan untuk lokomotif uap.

Hingga akhirnya, elektrifikasi trem uap benar-benar terjadi pada 1930-an, setelah proses panjang di mana NITM dan BETM bergabung. Negosiasi untuk merger dimulai pada tahun 1928. Kedua perusahaan tersebut akhirnya sepakat mendirikan perusahaan baru bernama Bataviasche Verkeersmaatschappij (BVM) di tahun 1930. Pada tahun 1934 seluruh jaringan trem Batavia akhirnya dielektrifikasi.





Masalah Trem Batavia (1920-1928)

Meskipun trem memiliki peran penting dalam transportasi di ibu kota Hindia Belanda, ada kritik yang disuarakan secara terus-menerus. Belum lagi hampir semua surat kabar sering menulis hal negatif tentang trem Batavia, termasuk persaingan antara NITM dan BETM.

Bentuk kritikan keras atas proyek trem Batavia seperti persyaratan konsesi yang memberatkan, harga tiket yang terlalu tinggi, kerugian besar perusahaan bus, hingga lalu lintas menjadi tidak aman dan banyak kecelakaan.

Salah satu kritik keras adalah trem Batavia dianggap tidak aman. Saat beroperasi, trem harus mematuhi peraturan kereta api Belanda yang menyatakan bahwa trem harus berjalan di sisi kanan. Di Belanda tentu hal ini logis, tetapi di Batavia sangat tidak logis. Alasannya karena semua lalu lintas melaju di sisi kanan seperti pengendara sepeda, gerobak, delman, hingga pejalan kaki.

Kritik lainnya menyangkut persaingan dengan bus swasta. Seperti pada tahun 1922 dimana salah satu perusahaan bus swasta, Municipal Omnibus Maatschappij (G.O.M.) dihapus. NITM juga sebenarnya memulai layanan bus pada tahun 1925, pertama pada rute dari Tjilengsi (Cileungsi saat ini) ke Kampoeng Melajoe, terminal selatan jalur trem uap. Hampir tidak ada keuntungan yang diperoleh dari layanan bus saat itu. 

Pada tahun 1926, NITM juga memulai layanan bus dari Tanah Abang ke Paal Merah, yang pada gilirannya menyebabkan masalah dengan perusahaan kereta api milik negara, SS, yang memiliki jalur kereta api pada rute yang sama.

Wiji Nurhayat

Wiji Nurhayat - Blogger yang menyukai perkembangan perkeretaapian di Indonesia, maniak trading & investasi, serta badminton lover.

Posting Komentar

Thanks for reading! Suka dengan artikel ini? Please link back artikel ini dengan sharing buttons di atas. Thank you.

Lebih baru Lebih lama