Disebut Doctor Yellow, Ini Potret Kereta Cepat Inspeksi Jakarta-Bandung



Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan bisa selesai dan beroperasi pada akhir 2022 mendatang. Nantinya, penumpang akan menggunakan Si Komodo, yang tidak lain adalah Kereta Cepat jenis CR400AF. 

Selain CR400AF, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah mempersiapkan jenis kereta cepat inspeksi. Bentuknya mirip dengan CR400AF tapi ada sedikit perbedaannya.  Berikut potretnya.

Seperti dikutip dari penjelasan KCIC, pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung nanti akan didampingi dengan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi berteknologi canggih. Kereta inspeksi ini, diproduksi secara bersamaan dengan rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) CR400AF.

"CIT ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan Doctor Yellow, kereta uji kecepatan tinggi di Shinkansen Jepang," ungkap KCIC seperti dikutip, Rabu (15/12/2021).

Baca Artikel: Potret Si Komodo, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Produksi China

Baca Artikel: Intip Teknologi dan Kecanggihan CR400AF, Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Baca Artikel: Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hanya 36 Menit, Berikut Penjelasan KCIC

Ini Potret Kereta Cepat Inspeksi Jakarta-Bandung/Dok: KCIC


CIT atau Kereta ukur ini akan melaju maksimal sampai kecepatan 350 km per jam. Meski dengan kecepatan tersebut, kereta ukur Kereta Cepat Jakarta-Bandung mampu mendeteksi kondisi lintasan.

Selain itu, CIT juga rutin melakukan pemeriksaan terhadap OCS (Overhead Contact System), jaringan untuk telekomunikasi, sistem persinyalan, dan banyak infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung lainnya dengan akurasi tinggi.

"Secara umum, CIT memiliki standar yang sama dengan CR400AF namun dilengkapi kereta dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk keperluan inspeksi jaringan rel KCJB," imbuhnya.

Nah, untuk pembagian fungsi-fungsi di 8 rangkaian keretanya juga berbeda. Kereta 1 untuk kebutuhan pengujian lintasan, kereta 2 untuk sistem persinyalan dan komunikasi, kereta 3 untuk fungsi OCS, kereta 4 dan 7 sebagai ruang kantor, kereta 5 untuk restorasi.

"Sedangkan kereta 6 sebagai ruang pertemuan dan kereta 8 untuk fungsi sinyal dan integrasi rel-roda," tutupnya.

Wiji Nurhayat

Wiji Nurhayat - Blogger yang menyukai perkembangan perkeretaapian di Indonesia, maniak trading & investasi, serta badminton lover.

Posting Komentar

Thanks for reading! Suka dengan artikel ini? Please link back artikel ini dengan sharing buttons di atas. Thank you.

Lebih baru Lebih lama