PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengubah sarana Kereta Api Matarmaja relasi Pasar Senen–Malang (pp) per 28 September 2025. Kursi tegak dihilangkan dan gerbong ekonomi akan diganti dengan Ekonomi New Generation.
Nantinya rangkaian hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai ini menggunakan tipe captain seat dengan kapasitas 72 kursi per kereta. Dengan desain lega dan modern, pelanggan dapat menikmati kenyamanan ekstra sepanjang perjalanan melintasi kota-kota besar di Jawa, mulai dari Jakarta, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun, hingga Malang.
Baca Artikel : KAI Modifikasi Kereta Lama Jadi Gerbong Khusus Petani dan Pedagang
![]() |
Suasana di dalam KA Matarmaja menggunakan kursi tegak/Dok: KAI |
KA Matarmaja memiliki sejarah panjang. Diluncurkan pada 1976 sebagai KA Maja, kemudian diperkuat oleh KA Tatar di era 1980-an, hingga akhirnya resmi bernama KA Matarmaja pada 28 September 1983. Lebih dari 40 tahun kemudian, Matarmaja tetap menjadi kereta andalan masyarakat.
Dari sisi layanan, KA Matarmaja menunjukkan tren positif. Popularitas KA Matarmaja terus bertahan hingga kini. Sepanjang tahun 2024, KA ini melayani 705.161 pelanggan. Pada periode Januari–Agustus 2024 tercatat 473.463 pelanggan.
![]() |
Suasana di dalam KA Matarmaja menggunakan kursi tegak/Dok: KAI |
Sedangkan pada periode yang sama di 2025 meningkat menjadi 500.403 pelanggan, atau naik 5,7%. Data ini menegaskan bahwa meski usianya sudah lebih dari empat dekade, KA Matarmaja tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
Dalam perjalanannya, KA Matarmaja melayani berbagai kota besar dan daerah penting di Pulau Jawa. Stasiun-stasiun pemberhentian utamanya antara lain Malang, Malang Kotalama, Kepanjen, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Madiun, Solojebres, Semarang Poncol, Pekalongan, Tegal, Cirebon Prujakan, Bekasi, Jatinegara, hingga Pasar Senen.
![]() |
Kursi tegak KA Matarmaja/Dok: KAI |
Baca Artikel : Ini Dia CR450 'Raja' Kereta Cepat di Dunia, Lebih Canggih dari Whoosh
Rute panjang ini menegaskan peran KA Matarmaja sebagai penghubung vital antarwilayah, yang bukan hanya menggerakkan mobilitas tetapi juga ekonomi dan interaksi sosial lintas generasi.
Rangkaian hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai ini menghadirkan suasana perjalanan baru. Kursi tegak lurus saling berhadapan digantikan dengan captain seat yang dapat diatur kemiringannya dan searah laju kereta api. Dengan kapasitas 72 kursi per kereta, pelanggan akan merasakan perjalanan yang lebih ergonomis, lega, dan menyenangkan.