Asal Usul Proyek Kereta Api Pertama di Sulawesi



Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini terus mempercepat pembangunan proyek Kereta Api Pertama di Sulawesi atau Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare. Untuk segmen Barru-Palanro sepanjang 43 kilometer (km) progresnya telah selesai. 

Kemenhub juga membangun 5 stasiun baru yaitu Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, Stasiun Takalasi, Stasiun Mangkoso, dan Stasiun Palanro.

Selain segmen Barru-Palanro, Kemenhub juga terus mempercepat pembebasan lahan untuk segmen Mandai-Barru sepanjang 62,95 km. Jalur ini juga merupakan bagian dari KA Makassar-Parepare.

Berdasarkan rencana Kemenhub, jalur KA Makassar-Parepare sepanjang 144 km akan memiliki 23 stasiun. Adapun KA Makassar-Parepare merupakan bagian dari proyek KA Trans Sulawesi yang menghubungkan Makassar dengan Manado dengan panjang total mencapai 1.513 km.

Groundbreaking proyek itu telah dilakukan pada 18 Agustus 2014 di Kabupaten Barru. Namun pembangunan perdananya baru dilakukan pada 13 November 2015. Di awal pembangunan, proyek itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 8,25 triliun.

Baca Artikel: Mengenang Tragedi Cirahayu, 24 Oktober 1995



Asal Usul Proyek Kereta Api Pertama di Sulawesi

Gagasan untuk membangun kereta api pertama di Sulawesi pertama kali muncul setelah dilakukannya sebuah ekspedisi di Sulawesi pada akhir abad ke-19. Dari hasil ekspedisi tersebut, diketahui jika Sulawesi sangat baik untuk ditanami beberapa tanaman komoditas ekspor seperti kopi, beras, dan kelapa.

Guna memperlancar pengangkutan hasil panen tanaman tersebut, perlu dibangun sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, jembatan, dan juga jaringan kereta api. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan Sulawesi dan memancing para investor untuk datang menanamkan modalnya.

Dalam Nederlandsch Indische Staatsspoor en Tramwegen (1921), dijelaskan bahwa penyelidikan awal pembangunan jaringan kereta api pertama di Sulawesi ternyata sudah dilakukan pada tahun 1915. Namun hasilnya kurang maksimal, sehingga penyelidikan dan pengkajian pembangunan rel kereta api kembali dilanjutkan pada tahun 1917.

Dari hasil penyelidikan tersebut adalah pembangunan jaringan kereta api pertama di Sulawesi yaitu dari Makassar ke Maros, kemudian diperpanjang melalui Tanete-Barru dan Marioriwawo untuk kemudian menuju ke Sengkang. Rancangan awal jalur Makassar-Maros selesai dibuat pada tahun 1918. Satu tahun kemudian giliran rancangan awal jalur Maros-Tanete yang selesai.

Baca Artikel: Tragedi Gerbong Maut: Sejarah Kelam Perkeretaapian Masa Agresi Militer Belanda



Pemerintah Hindia Belanda menyetujui rancangan awal tersebut. Penyelidikan awal juga dilakukan untuk pembangunan jalur kereta api di wilayah Noordoost pada 1920. 

StaatsSpoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda lalu membentuk Staatstramwegen op Celebes (STC) sebagai wakilnya untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan kereta api di Sulawesi.


Pembangunan kereta api pertama di Sulawesi mulai dilakukan pada tahun 1921, 57 tahun setelah pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api Kemijen-Tanggung. STC terlebih dahulu membangun jalur sepanjang 47 km, yang menghubungkan Makassar-Takalar. Jalur pertama di Sulawesi ini selesai dibangun pada pertengahan tahun 1922.

Namun, jalur tersebut tidak langsung dapat dipergunakan dan dibuka untuk umum. Jalur ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1923. 

Setelah lima tahun beroperasi, pada 1928 tersiar kabar yang menyatakan jika jalur sepanjang 47 km ini akan ditutup oleh SS. Namun, penutupan urung dilakukan karena SS masih mengucurkan bantuan dana kepada STC.

Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1930, proposal untuk menghentikan kegiatan STC di Sulawesi benar-benar muncul. SS berpandangan jika jalur ini terus diaktifkan malah akan menimbulkan kerugian yang lebih banyak lagi. Akhirnya, pada pertengahan tahun 1930 jalur kereta api Makasar-Takalar resmi ditutup.

Baca Artikel: Kisah Di Balik Adanya Kereta Rel Listrik Pertama di Indonesia



Dalam Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid I dijelaskan beberapa hal yang membuat jalur kereta api pertama di Sulawesi ini tidak bertahan lama, salah satunya adalah karena kecilnya pendapatan yang di dapat dan diperparah dengan resesi ekonomi dunia tahun 1930. Mahalnya harga tiket juga membuat angkutan ini tidak populer di kalangan masyarakat.

Masyarakat lebih memilih angkutan darat seperti truk untuk mengangkut hasil bumi karena lebih murah. Selain itu, jadwal keberangkatan dengan menggunakan truk lebih jelas daripada jadwal kereta api. Ditutupnya jalur Makassar-Takalar ini secara otomatis juga menutup rencana pembangunan jalur kereta api Makassar-Maros.

Wiji Nurhayat

Wiji Nurhayat - Blogger yang menyukai perkembangan perkeretaapian di Indonesia, maniak trading & investasi, serta badminton lover.

Posting Komentar

Thanks for reading! Suka dengan artikel ini? Please link back artikel ini dengan sharing buttons di atas. Thank you.

Lebih baru Lebih lama